Pengembangan Chatbot Desa Borobudur: Sebuah Pengabdian Masyarakat Fakultas Informatika

Pengembangan Chatbot Desa Borobudur: Sebuah Pengabdian Masyarakat Fakultas Informatika

Salah satu tren perangkat lunak yang memanfaatkan kecerdasan buatan adalah virtual asisten virtual assistant merupakan manifestasi dari penyediaan interaksi dialogis antara pengetahuan yang telah dikumpulkan pada perangkat lunak dengan manusia sebagai penggunanya. Proses pencarian pengetahuan yang tadinya dilakukan secara manual melalui pencarian satu demi satu oleh manusia, telah digantikan dengan proses tanya jawab secara alami yang menyebabkan pencarian pengetahuan berlangsung lebih manusiawi, fleksibel, dan memuaskan. Keunggulan tersebut sesuai dengan kebutuhan pengembangan potensi pariwisata di Desa Borobudur. Desa yang berlokasi di Kabupaten Magelang ini memiliki banyak pengetahuan eksplisit dan tacit yang belum dikompilasi menjadi satu media yang dapat dimanfaatkan dengan cepat bagi orang yang ingin mencari informasi di dalamnya.

Sebagai usulan solusi, dosen-dosen Fakultas Informatika berinisiatif mengembangkan virtual assistant yang berperan sebagai media interaksi masyarakat umum yang ingin mengetahui informasi tentang Desa Borobudur. Virtual assistant ini dibangun dari pengetahuan-pengetahuan yang telah dimiliki secara tacit maupun eksplisit. Virtual assistant ini dapat menjadi panduan wisata virtual yang interaktif, menjawab pertanyaan tentang sejarah, budaya, kuliner, dan berbagai aktivitas wisata di desa. Selain itu, virtual assistant ini juga dapat berfungsi sebagai platform promosi UMKM lokal, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat desa. Dengan demikian, virtual assistant ini tidak hanya memberikan kemudahan bagi wisatawan, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian budaya dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Borobudur.

Pengembangan aplikasi virtual assistant dijalankan menggunakan metode Scrum sebagai acuan proses perangkat lunaknya. Metode tersebut dipilih dengan mempertimbangkan kompleksitas kebutuhan perangkat lunak yang belum terdefinisi secara formatif (Wahyuni, Ramadha, Sangadji, & Fitriyani, 2024). Selain itu, keterbatasan waktu pengembangan menjadi konsiderans untuk mengandalkan mekanisme iterative sehingga produk sudah dapat mulai dikerjakan walau sebagian kebutuhan masih mungkin ditinjau ulang atau bahkan bertambah. Produk dari kegiatan abdimas dengan skema Teknologi Tepat Guna ini adalah chatbot yang diakses melalui web. Chatbot ini dibangun menggunakan Bahasa pemrograman Python dan telah dilakukan pengujian tipe alfa melalui teknik blackbox.

Berkaitan dengan potensi keberlanjutan, kegiatan pengabdian masyarakat ini memiliki potensi tindak lanjut. Pertama, mitra sasar dapat memperoleh produk yang memiliki relevansi erat terhadap kebutuhan promosi potensi pariwisata Desa Borobudur. Kedua, Universitas Telkom dapat menindaklanjuti proses pengerjaan produk, baik selama implementasi maupun pasca-implementasi, sebagai studi kasus penelitian yang merambah ke berbagai topik keilmuan, misalnya proses adopsi perangkat lunak dan pengujian perangkat lunak yang berbasis kecerdasan buatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *